Kamis, 27 November 2014

Life is must go on...

Menyesal ya sudah lah, mau bagaimana lagi, nasi sudah menjadi bubur! Jadi nikmati saja buburnya. Mungkin dua bulan yang lalu tak terpintas dipikiranku kalau cari kerja itu susah, dan sekarang kenyataanya bener cari kerja yang sesuai dengan keinginan kita tuh susah. Pengennya kerja di suatu perusahaan atau bank yang masuknya cuma senin-jumat, masuk jam 8 pulang jam 5 pas, kerjaanya nyantai, gak dikejar-kejar deadline, atasannya baik kalau bisa ganteng pulah hhhee, temen-temen kantor yang kompak dan baik, bonus akhir tahun, banyak acara makan-makannya, dan yang tepenting gajinya gedeh! Mimpi ya?! Bikin aja sana perusahaan sendiri, wkwkwk.

Ya, impian hanya tinggal impian, sekarang saatnya kita bangun dan berusaha. Berusaha untuk mencari pekerjaan yang lebih baik dari pekerjaan yang duluh, berusaha untuk tidak mengulangi kesalahaan dan lebih berpikir panjang dalam bertindak, berusaha lebih bersyukur dengan apa yang kita punyai.  Jadi sebenarnya aku mau sedikit curcol, ini adalah dua bulan terberat dalam tahun ini, why?? Karena aku sedang tidak bekerja, alias pengangguran. Loh bukannya udah kerja? Iya kemaren-kemaren, tapi karena emosi sesaat jadilah aku kehilangan pekerjaan.
Duluh inget banget sekitar bulan mei 2013, ketika teman-teman aku masih banyak yang belum bekerja, dan yang belum lulus juga buanyak, aku malah sudah diterima disalah satu divisi kredit bank swasta yang namanya sangat terkenal di Indonesia, ya bisa tebak sendiri apa, bank swasta nasabahnya paling banyak. Aku lulus kuliah dengan waktu yang cukup singkat yaitu 3 tahun 6 bulan, dengan IPK mendekati cumlaude. Dua bulan kemudian aku diterima bekerja.  Saat itu rasanya seneng sekali, ya begitulah, kalian juga pasti bisa merasakan bagaimana rasanya saat pertama masuk kerja ditempat yang kalian ingin kan. Ditambah lagi teman-teman yang baik, dan manajer yang super ganteng, mirip artis korea, hhhe.

Sebulan, dua bulan, dan sampai bulan keenam semua terasa menyenangkan. Terima gaji, belanja sana sini, beli HP baru, traktir keluarga, dll lah pokoknya punya uang sendiri. Tapi jangan anggap pekerjaan aku gak ada gangguan, yang namanya kantor pasti aja ada yang bikin BT. Salah satunya seorang cewe yaa boleh dibilang jabatannya selevel supervisior lah. Udah married sih tapi kelakuaanya busyett yang muda aja kalah, masih childish, dan gak mau kalah ama juniornya mentang-mentang senior. Awalnya aku dan genk di kantor gak merasa terganggu, tapi lama-kelamaan kok makin menjadi-jadi ya, akhirnya mulai lah terang-terangan kita menunjukkan sikap tidak suka ama si “dia”.  Bukan hanya itu juga, entah ya aku tidak tau nih orang kesambet apa, salah satu manajer yang lain, yang tidak satu divisi dengan aku, cuma kebetulan dalam beberapa hal kita berhubungan dalam urusan pekerjaan, yang tiba-tiba nih manajer sebut saja si “F” bersikap super gatel macam om-om gitu, ke aku. Apaan coba?! Aku tuh lebih cocok jadi keponakannya dari pada apalah hubungan yang dia harapin. Hadeuh..... ada-ada aja! Belum lagi pekerjaan aku yang ternyata makin hari makin banyak, dan kalau aku gak masuk sehari langsung lah tuh kerjaan numpuk bagaikan gunung, hikss....

Tahun pertama semua terlewati, tapi saat tahun kedua semua makin menjadi-jadi. Puncaknya saat manajer aku yang terkenal ganteng, baik hati, dan orangnya sangat-sangat keren (keren karena dalam menghadapi segala situasi dan masalah dia selalu calm down dan gak membuatnya ribet tapi berusaha mencari solusi), manajer aku dipindahkan ke jakarta, rasanya sedih banget hiks.... Terus penggantinya? yaudah deh gak usah diceritain, yang jelas sifat dan bawaanya kebalikan dari manajer lama aku. Untungnya aku masih punya sahabat-sahabat baik hati yang setidaknya menjadi secercah cahaya didalam kepenatan kantor, hhhe.

Dalam keadaan bosan dan merasa capek aku berpikir kalau aku ingin sekali mencari pekerjaan baru di tempat baru, ceritanya sih pengen mengembangkan diri, siapa tau dapet kerjaan yang lebih baik. Mulai lah aku memasukan lamaran-lamaran. Ada beberapa panggilan, tapi ya gitu aja panggilan PHP, udah test ini-itu, taunya gak dipanggil lagi. Singkat cerita sampai aku diterima bekerja disalah satu perusahaan farmasi yang sudah memilik nama. Karena saat itu adalah puncak-puncaknya rasa suntuk di pekerjaan lama aku, akhirnya aku memutuskan untuk resign. Lah kok bisa? Iya karena aku udah bekerja satu tahun lebih jadi aku mempunyai pilihan untuk melanjutkan kontrak atau keluar, aku pun memilih keluar. Sebenarnya ortu-ku sempat gak setujuh, tapi dasar aku susah dibilangan dan pengen mau-nya aja, aku pun tetap bulat pada tekadku, ditambah lagi kantor perusahaan baru aku dekat dengan kampus aku (saat itu pacar ku masih kuliah) dan salah satu mall besar yang ada di bandung, jadi ya gitu deh.

Aku pun mulai kerja di tempat kerja baru yaitu perusahaan farmasi, susana baru, teman baru, pekerjaan baru, dan semuanya jauh berbeda dengan tempat kerja aku yang lama. Dan ternyata, apakah yang terjadi??? Semua nya gak lebih baik dari pada tempat kerja aku yang lama. Ada sih yang baik, yaitu atasan aku. Atasan aku seorang ibu-ibu dan sudah berumur, tapi dia orangnya sangat baik dan sabar, merupakan salah satu contoh atasan teladan. Namun apakah cukup atasan yang baik? Tidak, saat itu pekerjaan aku adalah pekerjaan yang paling gak akan disukai semua orang, yaitu dikerjar-kejar orang. Aku bukan sales atau marketing, aku bekerja di divisi pembelian, tapi tenyata pekerjaanya benar-benar bikin aku pusing, dan sangat-sangat dikerjar deadline! Ini lah yang bikin aku gak tahan, ditambah lagi teman-teman yang tidak welcome, atau apalah namanya. Karena kebetulan di perusahaan farmasi ini aku masih tranning 3 bulan, alhamdulillah belum kontrak, akhirnya aku memutuskan untuk tidak melanjutkannya. Jadi aku bekerja diperusahan ini hanya 2 bulan-an.

Kemudian bagaimana selanjutnya? Yaa.. selanjutnya sekarang aku menganggur. Loh kok berani sih resign sebelum dapet pekerjaan?! Jadi ceritanya, pada saat detik-detik menjelang resign, aku sedang dalam tahapan tes akhir bank yang termasuk dalam incaran ku (tidak usah disebutkan namanya). Aku berharap besar dapat diterima di bank ini, karena sudah masuk tes tahap terakhir, dan masuk tes tahap terakhir sangat lah sulit. Tapi apa daya dan upaya, kita yang berencana dan berusaha, Tuhan lah yang menentukan, ternyata aku tidak diterima. Nasi sudah menjadi bubur, aku sudah terlanjur gembling dan merasa PD bahwa akan memperoleh pekerjaan baru, sehingga memutuskan untuk keluar dari perusahaan sebelumnya. Jadi sekarang mau tak mau aku harus mulai lagi mencari dari nol.

Mungkin dari sini lah aku harus belajar banyak, kalau dalam hidup tuh harus pandai-pandai bersyukur dan jangan gegabah dalam mengambil keputusan. Kadang aku merasa hidup gak adil, kenapa mereka yang aku anggap “dibawah” aku tiba-tiba bisa meraih apa yang tidak bisa aku raih. Dan kenapa dengan mudahnya sebagian dari mereka memperoleh tanpa berusaha seperti aku, beberapa teman ku dengan mudah diterima di suatu bank atau perusahaan karena adanya “chanel” orang-orang terdekat (huftt.... ternyata di indonesia masih musim nepotisme). Hei! Devia, weak up! Tuhan itu maha adil! Mungkin disini lah kesabaran aku diuji, kalau aku lolos, mungkin Tuhan sudah menyiapkan kado spesial buat aku yang jauh lebih baik. Jadi pada intinya Tuhan memberikan segala sesuatu yang indah pada setiap hamba-Nya dengan cara yang berbeda-beda. Mungkin aku sekarang belum memperoleh pekerjaan yang aku impikan dan masih dalam tahapan mencari. Tapi diwaktu yang sama ini pulah, Tuhan mengirimkan sejuta kebahagian buat aku. Bahagia karena masih bisa berkumpul dengan mama papa dan adik-adik, bahagia karena masih diberi pacar yang selalu setia 24 jam (apotik kali??), bahagia karena diberi kesehatan, bahagia karena masih bisa makan enak, bahagia karena masih punya temen-temen baik, dan masih banyak kebahagian lainnya. Jadi intinya apapun yang terjadi hidup tetap harus berjalan. Tetap semangat dan pantang menyerah.

Maaf ya kalau mungkin postingan curcol aku ini bikin kalian kurang enak untuk membacanya (mungkin bagi sebagian orang postingan aku ini alay), hhhe. Oia dalam postingan ini aku gak bermaksud menyindir siapapun. Terimakasih sudah mau membaca sederet cerita hidupku. Bye...

0 komentar :

Posting Komentar

 

My Journey My Story Template by Ipietoon Cute Blog Design