Sabtu, 25 Agustus 2018

Cerita Keguguran

Halo apakabar..
Sepertinya bulan ini merupakan bulan yang penuh dengan cerita, singkat cerita aku akan menceritakan pengalaman keguguran yang aku alami. Mungkin ceritanya akan sedikit panjang, harap tidak bosan saat membacanya.

15 juni 2018
Menurut kalender masa subur yang ada di hp, seharusnya aku mensturasi di tanggal ini tepat di hari raya idul fitri, tapi seperti biasa tanggal mens kadang tidak pasti bisa mundur dan maju. Duluh pernah aku terlambat mens hingga satu minggu, namun saat ditest hasilnya negatif, karna tidak mau kecewa melihat hasil tes pack aku tidak mau memusingkan masalah keterlambatan mens ini.

23 juni 2018
Setelah selesai libur lebaran, aku dan suami pulang kembali ke bandung, namun saat itu tamu datang bulan belum juga datang, karena aku dan suami penasaran akhirnya kita memutuskan untuk membeli test pack. Pagi harinya aku langsung mencoba test pack itu. Aku mencoba pas bangun tidur, menggunakan air kencing pertama, hasilnya ada dua garis merah, satu garis terlihat jelas sedangkan garis kedua terlihat samar-samar. Saat itu aku sangat yakin aku hamil, tapi saran suami jangan duluh geer, kita tunggu seminggu lagi untuk coba test pack yang kedua, tapi tetap saja ya, dalam hati berbunga-bunga nggak sabar menunggu seminggu kemudian.

hasil test pack pertama :)

30 Juni 2018
Seminggu akhirnya berlalu, saatnya mencoba test pack kedua. Aku membeli yang biasa saja merek Andalan, harganya cuma 4rb, aku asal aja belinya saat itu, pulang kantor mampir sebentar di apotik hhe. Nah, ternyata hasil test pack ini membuat aku sangat bahagia, karena muncul dua garis merah dengan sangat jelas. Saat itu rasanya senangnya bukan main, akhirnya setelah 6 bulan menikah, aku hamil juga.

hasil test pack kedua, sangat jelas.


2 Juli 2018
Tau kalau aku hamil, suami yang bekerja di luar kota akhirnya memutuskan pulang ke bandung untuk menemani ke dokter kandung. Saat itu aku bingung mau ke dokter mana, kalau sakit aku terbiasa ke RS Hermina Arcamanik, akhirnya aku memutuskan ke sana. Bingung mau ke dokter siapa, akhirnya kita memutuskan yang saat itu sedang praktek, kebetulan kita periksa dengan dr. Rina Eka Puspitasari, Sp.OG. Saat di USG sudah ada kantong kehamilan, sedangkan untuk janin masih terlihat samar-samar, saat itu perasaan aku dan suami senang bercampur bingung, karna jujur kita belum pernah ke dokter kandungan berdua, bingung mau nanya apa juga, dan sayangnya saat itu dokter rina tidak komunikatif dan cenderung judes. Berdasarkan hasil USG kandungan aku memasuki 5w4d. Karena saat itu kondisi aku sedang flu parah akhirnya aku diberi obat flu yang aman untuk ibu hamil, dan vitamin folavit (vitamin asam folat). Kata dokter aku bisa kembali lagi untuk kontrol satu bulan lagi.

hasil USG pertama dengan dokter rina

Selama kehamil tidak banyak kendala yang aku rasakan. Mual-mual baru aku rasakan saat memasuki minggu ke-7, dimana aku gak bisa mencium bau menyengat seperti bau sabun mandi, bau minyak goreng, dan bau-bau menyengat lainnya. Untuk nyidam aku tidak merasakan nyidam sama sekali, aku masih bisa makan ini itu dan minum susu ibu hamil setiap pagi, yang aku rasakan males aja, males ngapa-ngapain pokoknya. Tapi karena aku seorang wanita pekerja jadi mau gak mau aku harus tetep ngantor pagi dan pulang sore hari bahkan malam hari. Aku berangkat kerja menggunakan angkot, dianter motor atau terkadang diantar jemput dengan mobil, suami yang kerja di luar kota dan gak bisa menganter aku, bilang jangan naik motor tapi mau bagaimana lagi, motor itu transportasi paling praktis apalagi daerah rumah aku kalau pagi macetnya bukan maennn. Selama hamil aku tidak merasakan hal aneh, memang kamar aku ada di lanati 2, dan dikantor aku terkadang harus naik ke lantai 2 untuk solat, namun naik turun tangga ini sebisa mungkin aku minimalisir karena alasan sedang hamil.

30 Juli 2018
Karena merasa kurang cocok dengan dokter kandungan yang kita datangi pertama kali, akhirnya aku memutuskan untuk pindah dokter. Sempat tanya-tanya teman mengenai refrensi dokter kandungan, rata-rata teman aku lebih menyarankan ke dokter cowo, katanya kalau dokternya cowo lebih sabar dan ramah. Karena rumah di cibiru akhirnya aku lebih memutuskan untuk ke dokter yang dekat daerah rumah saja, kebetulan mama pernah melahirkan di salah satu klinik dekat rumah. Namanya Klinik Bunda Nanda, 12 tahun yang lalau, mama melahirkan meri, adik terakhir aku, di sini dengan dokter pung purnama. Akhirnya aku memutuskan untuk melakukan permeriksaan kehamilan selanjutnya di klinik ini, saat itu aku diperiksa dengan dr. Ono Supryatna, Sp.OG. Pemeriksaan dilakukan lebih cepat karena tanggal 2 agustus suami gak bisa menemani, jadi dilakukan tanggal 30, berdasarkan hasil USG semua baik-baik saja, kantung kehamilan baik, janin sudah mulai terlihat walaupun detak jantungnya masih samar, kemudian saya diresepkan folavit dan utrogestan untuk obat penguat kandungan.

2 Agustus 2018
Tidak ada masalah, aku masih kerja seperti biasa, tidak ada keluhan pusing, sakit perut atau mual-mual berlebihan. Hingga pada tanggal 2 agustus, aku yang baru saja pulang kerja saat itu merasakan sedikit mules di daerah perut bagian bawah, rasanya seperti mules saat kita akan mensturasi. Kemudian mules itu diikuti dengan flek coklat muda. Saat itu aku mencoba mengistirahatkan tubuh dengan tidak banyak bergerak, aku mengira kalau aku kecapeaan, padahal seharian ini aku tidak melakukan aktifitas berat.
Walaupun sudah tiduran selama sejam lebih ternyata rasa mulesnya tidak kunjung hilang dan semakin menjadi, serta mulai muncul selaput tipis darah seperti saat kita mau mensturasi. Aku sempat WA-an dengan teman yang seorang bidan, dia juga menyarankan hal sama istirahat dan jangan banyak bergerak. Saat itu aku cuma bisa mengolesi perut dengan minyak kayu putih dan berdoa di dalam hati agar tidak terjadi hal apa-apa dengan janin dalam kandungan ku, dan akhirnya tertidur. Suami aku yang mengetahui kondisi aku seperti itu langsung pulang ke bandung.

3 Agustus 2018
Saat pagi hari aku terbangun aku masih merasakan sakit perut dan mendapati darah seperti mens keluar, aku sampai menggunakan pembalut agar darahnya tidak kemana-mana. Saat itu aku cuma bisa menahan rasa sakit sambil menangis. Akhirnya suami memutuskan untuk membawa aku ke dokter kandungan, kita pergi ke dokter ono jam 10 pagi, saat itu antrian tidak begitu ramai, memang di klinik bunda nanda untuk antrian dokter tidak banyak dan tidak seramai di hermina.
Saat diperiksa dan di USG, dokter ono menyimpulkan bahwa aku mengalami gejala keguguran. Aku sempat bingung dengan istilah itu, menurut dokter ono kantung kehamilan di rahim aku masih ada, janin yang kuat akan bertahan tidak perluh diberi obat, karena menurutnya janin yang kuat akan bertahan hingga dia terlahir menjadi bayi sedangkan untuk janin yang tidak kuat dia akan gugur.
Jujur aku sangat bingung, jadi janin aku ini termasuk yang kuat atau bagaimana? Dokter ono juga tidak menyarankan aku bedrest sama sekali, katanya biarkan saja semuanya secara alami. Walaupun tidak menyarankan bedrest tapi aku tetap meminta surat izin isitirahat di rumah selama beberapa hari.

Sepulang dari dokter ono aku masih merasakan sakit, malah setelah suami pulang solat jumat, rasa sakitnya semakin menjadi-jadi, saat itu aku dan suami benar-benar bingung apa yang harus kami lakukan. Ortu aku yang tau kejadian ini dan ada di rumah saat itu memutuskan untu menelpon dokter ono untuk menanyakan apakah ada obat penghilang rasa sakit, saat itu asistennya yang mengangkat telpon, dengan gampang asistennya bilang dokter ono tidak ada ditempat, kalau mau datang lagi saja ke klinik sore harinya dan saya harus pendaftaran dan melakukan pembayaran lagi. Jujur saat itu aku merasa kecewa dengan pelayanan dokter ono. Padahal harga kontrol dokter ono di klinik bunda nanda sama dengan harga kontrol dokter rina di RS Hermina Arcamanik (berkisaran 200rban belum termasuk obat).
Sambil menahan sakit yang tidak tertahankan aku cuma bisa menangis dan menyebut nama Allah, jujur rasanya sakit sekali, berkali-kali lipat dari pada sakit mens, sangking sakitnya aku sampai tidak bisa berjalan. Hingga tiba-tiba terlihat keluar darah banyak, saat itu aku melihat mama, adik perempuan, dan suami menangis karena tidak tegah melihat kondisi aku. Aku yang tidak kuat menahan rasa sakit akhirnya pingsan dan dilarikan ke rumah sakit ujungberung (rumah sakit paling dekat).

Sesampainya di IGD RS Ujung berung, aku diperiksa, kemudian saat aku mulai sadar dan membaik, suster meminta sampel darah dan air kencing, karena tidak mau diteter menggunakan alat, akhirnya aku kuat-kuatin buat kencing di dalam gelas, karna tidak keluar air kencing aku ngeden dan saat ngeden itu ternyata janin aku keluar dan masuk kedalam gelas penampung, karena air kencing tidak keluar aku terpaksa diteter, dan rasanya lumayan sakit. Setelah hasil pemeriksaan keluar dokter memutuskan aku harus diopname dan dikuret keesokan harinya, saat itu perasaan aku campur aduk antara sedih, kecewa, takut dan sakit. Aku cuma bisa menangis.

Selama di rumah sakit suami yang menemani aku dia yang mengurus semua kebutuhan aku, dari mulai makan, ke kamar kecil, ganti baju, diseka, samapai ganti pembalut. Sebelum melakukan operasi untuk dikuret suami meyakinkan aku kalau semuanya akan baik-baik saja, yang terpenting sehat, masalah anak nanti kita bisa pikirkan bersama, setelah semua ini nanti kita liburan dan masih banyak lagi kata-kata yang memotivasi aku kalau ini akan berlalu dan akan menjadi baik kedepannya. Tanggal 3 Agustus ini adalah tanggal peringkatan hari pernikahan kami yang ke 8 bulan, sedih, kenapa harus terlalu seperti ini. Oia, ortu saya juga tidak kalah menghibur, dari mulai membawahkan makanan kesukaan aku selama sakit dan selalu datang ke rumah sakit tiap hari.

suami selalu bilang "harus ceria" ayo kita foto buat kenang-kenangan

sesaat sebelum operasi, oia selama hamil muka saya memang lagi jerawatan hebat, karna tidak perawatan hhe


4 Agustus 2018
Sebelum operasi dimulai jujur aku sangat tegang, aku takut, aku sempat memastikan ke suster kalau biusnya adalah bius total, saat itu aku benar-benar nggak mau merasakan sakit lagi. Sebelum dioperasi aku sempat diperiksa, saat sampai di ruang operasi aku juga sempat ngobrol dengan susternya, ternyata suaminya adalah nasabah kredit di bank tempat aku bekerja, kemudian dokter anastesi dan susternya juga sempat ngebercandain aku "baru menikahnya, ya? umur masih 26 tahun, sama lah, dengan saya" kata dokternya dilanjut tawa kecil suster yang lain, hhe. Kemudian saat obat bius disuntikan ke aku, aku mulai kehilangn sadar.

Setelah sadar dari bius yang aku rasakan adalah segar, seperti habis tertidur pulas, kemudian aku diwajibkan puasa selama 6 jam, tidak makan dan minum. Keesokannya memang ada sedikit rasa cenut-cenut dikit seperti mau mens, tapi kata dokter itu hal yang biasa karena ibaratnya rahim kita habis dibersihkan, kemudian aku diberi obat peredah rasa sakit dan diberikan obat setelah kuret.
Keesokan harinya tanggal 5 agustus aku sudah diperbolehkan pulang, namun harus istirahat duluh di rumah kurang lebih seminggu, dan tanggal 10 agustus kembali lagi untuk kontrol.

10 Agustus 2018
Saat kontrol dengan dokter kandungan yang melakukan kuret ke aku, namanya dr. Hilman, Sp. OG. Menurut suami dokternya sangat ramah dan komunikatif, bahkan saat sebelum memulai prosedur kuret, dokter hilman memintah izin terlebih dahulu kepada suami aku. Saat kontrol dokter hilman juga menjelaskan secara detail, kata dokter rahim harus benar-benar bersih terlebih dahulu untuk memulai kehamilan lagi, waktu yang dibutuhkan kurang lebih 3-6 kali mensturasi, untuk alasan kongkrit masalah keguguran aku, belum bisa dipastikan penyebabnya, penyebab utamanya diperkirakan adalah kecapean. Dari hasil USG, rahim aku sudah terlihat bersih, tinggal menunggu 3 bulan lagi untuk program kehamilan, karena memiliki riwayat keguguran aku harus lebih ekstra hati-hati lagi untuk kehamilan kedua nanti.

hasil USG setalah kuret

Setelah kejadian ini, aku dan suami belajar menjadi seseorang yang lebih ikhlas dan sabar dalam menghadapi masalah. Kita semakin yakin bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah titipan. Oia, janin kami dikuburkan di taman depan rumah, tidak lupa setiap hari kami doakan, walaupun menurut agama kami janin dibawah 4bulan belum ada roh-nya, tapi kita berharap suatu saat bisa melihatnya di surga nanti.
Begitulah pengalaman keguguran yang aku alami, kepada mommy2 saat ini yang sedang mengandung semoga selalu diberi kesehatan kepada ibu dan bayinya, kepada mommy2 yang merasakan hal yang sama dengan aku, janagn putus asa, Allah maha tau yang terbaik untuk kita, tetap berusaha dan jangan lupa berdoa, selalu berfikir positif :)

4 komentar :

  1. Ceritanya sama teh sama aku.maret 2018 . Sempat hamil tapi keguguran.. Saat keluar flek dan sedikit darah datang ke dokter ono.. Tanpa di berikan obat, beliau pun bicara yg sama ke saya ttg tetap aktifitas biasa klo janin kuat akan bertahan tp klo tidak akan gugur dstu saat kok sebel. Pulang ke rmh malah makin jadi darah kluar akhirnya saya di bawa suami ke hermina dan benar sudah gugur. Semenjak itu saya blacklist dr. Ono..

    BalasHapus
    Balasan
    1. maaf baru bales. iya disitu saya juga sempet kesal, pantes aja klinik dia yg di cipadung sekarang sepi ternyata pelayanannya mengecewakan. gimana skrg mbka udah hamil lagi?

      Hapus
  2. Dr. hilman emang the best dari awal aku hamil sampe skrg udh masuk 9 bulan selalu ke dokter hilman. orangnya ramah, enak di ajak ngbrol setiap ngejelasin selalu detail. recomended bgt pokonya dr. hilman

    BalasHapus
 

My Journey My Story Template by Ipietoon Cute Blog Design